Kita cenderung bermurah hati kepada mereka yang tidak bisa melupakan mantannya. Terdengar romantis, jika bukan menyedihkan.
Masalah percintaannya terjadi bertahun-tahun yang lalu tapi masih terlalu memikirkan setiap detail ceritanya. Mungkin mantan mereka sudah pindah negara, mungkin sudah menikah dengan yang lain, atau mungkin, sudah meninggal. Semua itu tidak penting lagi.
Masalah percintaan fiksi paling terkenal pada abad ke-18 :"Sorrows of Young Werther" oleh Goethe adalah penelitian yang sangat simpatik pada jenis fiksasi romantis seperti ini. Sang pahlawan, Werther, seorang pelajar teladan benar-benar jatuh cinta pada seorang wanita yang cantik dan penuh kharisma, Charlotte. Charlotte menyukainya namun tidak membalas cintanya. Ini dikarenakan dia sudah menikah dengan orang lain. Ada banyak wanita lain yang sendiri, menarik dan tertarik pada Werther. Tapi, Werther tidak punya waktu untuk mereka. Dia hanya peduli pada Charlotte. Satu-satunya yang tidak peduli padanya. Akhirnya, karena tidak mampu mendapatkan cinta Charlotte, Werther melakukan bunuh diri.
Novel ini sangat memukau pembaca orisinalnya, yang memuji kedalaman dan kemurnian pemahaman novel ini tentang cinta. Jenis gairah tak terbalaskan ini sering dirayakan dalam sastra, dan pada masyarakat umum.
Mungkin terdengar murah hati, bahkan penuh kasih. Tapi, kesetiaan pada cinta yang tak berbalas kenyataannya, adalah cara untuk memastikan kita tidak akan menjalani suatu hubungan sama sekali. Bahwa kita tidak akan menderita karena kenyataan cinta.
Fiksasi pada ketiadaan orang lain memperbolehkan kita untuk berkomitmen pada cinta secara publik dan terlindungi secara pribadi dari tuntutan cinta yang sulit.
Rasa takut pada cinta mungkin disebabkan beberapa faktor : Lelah dengan harapan-harapan, kebencian pada diri sendiri yang membuat cinta orang lain terasa menakutkan, atau ketakutan untuk membuka diri yang menyulitkan orang lain untuk mengetahui bagian terdalam dari diri kita.
Rasa takut ini serius dan berhak mendapat simpati, namun, secara umum, hal-hal tersebut bukan masalah sebenarnya yang ingin dibahas oleh mereka yang tidak bisa move on. Mereka cenderung fokus pada mantan yang tidak responsif daripada motif mereka untuk tetap merenungkan masa lalu.
Cara untuk move on bukan dengan mengatakan pada diri kita bahwa kita tidak pernah menyukai mantan kita. Cara yang tepat adalah mencari tahu secara serius dan spesifik apa yang membuat kita tertarik pada mereka dulu.
Kemudian, kita akan sadar bahwa kualitas yang kita sukai dari mantan kita pasti ada pada orang lain yang tidak memiliki masalah yang menyebabkan hubungan awal berakhir.
Penyelidikan yang menyeluruh dari karakter seseorang secara paradoks namun melegakan, menunjukkan bahwa, faktanya, kita bisa mencintai orang lain.
Ini bukan sebuah latihan untuk menyerah pada apa yang kita ingikan. Yang melegakan adalah menyadari bahwa apa yang kita inginkan sebenarnya pasti ada pada seseorang selain dia yang dulu kita cintai. Kita harus menyadari secara pelan-pelan bahwa merasa kecewa dan ditinggalkan memiliki kepuasan rasa ingin tahu tersendiri.
Kondisi ini, secara emosional, sebenarnya merupakan posisi yang sangat aman untuk dialami. Cinta sejati bukan diraihdengan merindukan orang yang tidak ada. Cinta sejati berarti berani terlibat dalam prospek yang menakutkan.
Seseorang yang tersedia dan berpikir meskipun latar belakang kita terlihat akan menolak kita sebenarnya adalah orang yang baik. Itu, mungkin adalah satu-satunya tantangan yang pantas mendapatkan gelar kata yang lirikal dan agung,
ROMANTIS.
0 Comments
Post a Comment